Kamis, 05 Februari 2015

TANAMAN TRANSGENIK DAN PROSES MELAKUKAN TRANSGENIK



1.     Pengertian tanaman Transgenik


Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu.
Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan pindahan gen dari organisme lain. Gen yang ditransfer dapat berasal dari jenis/spesies lain seperti bakteri, virus, hewan, atau tanaman lain.
2.     Proses melakukan Transgenik

Susunan materil genetic diubah dengan jalan menyisipkann gen baru yang unggul ke dalam kromosomnya. Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibanding tanaman konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, dsb.
Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman; yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cekaman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan. 

3.     Tujuan Transgenik

Tujuan memindahkan gen tersebut untuk mendapatkan organisme baru yang memiliki sifat yang lebih baik.
4.     Dampak negatif

1.      Berubahnya urutan informasi genetik yang dimiliki, maka sifat organisme yang bersangkutan juga berubah.
2.      Kemungkinan adanya bakteri hasil rekayasa yang lolos lab atau pabrik yang dampaknya tidak dapat diperkirakan.
3.      Dapat menimbulkan keracunan atau alergi.
4.      Bakteri yang masuk ke tubuh sebagian besar adalah bakteri yang tahan antibiotik

5.  Dampak positif

1.      Rekayasa transgenik dapat menghasilkan produk lebih banyak dari sumber yang lebih sedikit.
2.      Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrim sehingga lebih mudah dikembangkan dan mengurangi bahaya kelaparan.
3.      Makanan dapat direkayasa agar terasa lebih lezat dan menyehatkan.
4.      Menghemat devisa karena tanaman transgenik tidak membutuhkan banyak pestisida ataupun bahan kimia lain.
5.      Mereduksi kehilangan dan kerusakan
6.      Mengurangi resiko gagal panen







TOMAT
  Sifat yang telah dimodifikasi : proses pelunakan tomat diperlambat sehingga tomat dapat disimpan lebih lama dan tidak cepat busuk.
  Modifikasi : gen khusus yang disebut antisenescens ditransfer kedalam tomat untuk menghambat enzim poligalakturonase (enzim yang mempercepat kerusakan dinding sel tomat). Selain menggunakan gen dari bakteri E. Coli, tomat transgenik juga dibuat dengan memodifikasi gen yang telah dimilikinya secara alami. 

Contoh:
Tomat  Flavr Savr
1.      Ikan flounder mempunyai gen antbeku yang disebut dengan genantisenescensyang dapat menghambat enzim poligalakturonase yang mempercepat kerusakan dinding sel tomat. Gen ini dipandahkan dari kromosom dalam sel ikan flounder
2.      DNA rekombinan yang mengandung gen antibeku ini kemudian ditanam kembali pada bakteri Escherichia coli
3.      Tahap selanjutnya diawali dengan isolasi DNA sel tomat terlebih dahulu yang dilakukan dengan cara menghaluskan batang tomat dalam nitrogen cair untuk melepaskan isi sel. Isi sel kemudian ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu disentrifugasi. Selama sentrifugasi, isi sel terpisah kedalam dua lapisan dimana salah satunya adalah lapisan DNA. Lapisan ini kemudian dipisahkan dari tabung, kemudian ditambahkan enzim restriksi, yaitu ECO R1 yang berfungsi memotong di lokasi DNA yang spesifik.
4.      Sel tanaman diinfeksi dengan bakteri tersebut. Setelah itu ditambahkan enzim ligase ke dalam DNA tomat dan plasmid untuk menyambungkan DNA, sehingga dapat lengket. Hasilnya, gen anti beku yang ada pada plasmid yang terdapat pada bekteri bergabung dengan DNA sel tanaman tomat

PADI
 
  Sifat yang telah dimodifikasi : mengandung provitamin A (beta-karotena) dalam umlah tinggi
  Modifikasi : gen dari tumbuhan narsis, jagung, dan bakteri erwinia disisipkan pada kromosom padi.
 
PEPAYA

  Sifat yang telah dimodifikasi :Resisten terhadap virus tertentu, contohnya papaya ringspot virus ( PRSV ).
  Modifikasi : Gen yang menyandikan selubung virus PRSV ditransfer kedalam tanaman pepaya.

MELON

 
  Yang telah dimodifikasi : Buah tidak cepat membusuk.
  Modifikasi : Gen baru bakteriofag T3 diambil untuk mengurangi pembentukan hormon etilen (Hormon yang berperan dalam pematangan buah) di melon.
GANDUM
 
  yang telah dimodifikasi : resisten terhadap terhadap penyakit hawar yang disebabkan cendawan Fusarium.
  Modifikasi : Gen penyandi enzim kitinase (pemecah dinding sel cendawan) dari jelai (barley) ditransfer ketanaman gandum.

 

5.     Hasil transgenik yang tidak aman
  Varietas jagung Bt generasi pertama Monsanto (MON 810 dan MON 863) meracuni hati dan ginjal.
  NK 603 memiliki residu dari Roundup yang akan menghambat fungsi normal dari organ reproduksi.

7.       Cara mendeteksi tanaman transgenik

 
                        Untuk membedakan tanaman transgenik dengan tanaman alamiah lainnya, telah dikembangkan beberapa teknik dan perangkat uji.
a)      Dengan menggunakan strip aliran – lateral ( semacam tongkat ukur )
Benih tanaman yang akan diuji dihancurkan terlebih dahulu kemudian strip tersebut dicelupkan kedalamnya. Apabila dalam waktu 5 – 10 menit muncul dua garis pada strip maka sempel tersebut positif merupakan tanaman transgenik.
b)      Menggunakan reaksi berantai polimerase ( PCR ) dan ELISA ( enzyme-linked immunosorbent assay )
Uji PCR merupakan salah satu metode diagnostik molekular yang mendeteksi DNA atau gen pada tanaman transgenik secara langsung. Sementara ELISA dan strip- lateral merupakan metode imunodignostik yang mendeteksi protein hasil ekspresi gen pada tanaman transgenik.